|
Di depan Perdana Putra |
Seperti janji
saya di postingan saya sebelumnya, kali ini saya mau menceritakan pengalaman
saya ke Malaysia (lagi). Tidak lama setelah kepulangan saya kemarin dari
Malaysia dan Thailand 2 minggu sebelumnya, kali ini saya kembali ke Malaysia.
Jujur saja, saya kurang puas berkeliling di Kuala Lum[ur dan sekitarnya. Jadi,
keberangkatan saya kali ini, khusus muterin Malaysia saja. Berhubung waktu
terbatas, hanya 3 daerah yang akan menjadi fokus saya. Putrajaya, Kuala Lumpur,
dan Malaka.
Seperti
keberangkatan saya sebelumnya, saya dan 2 orang teman saya berangkat malam hari
ke Kuala Lumpur dari Surabaya. Sampai di KLIA 2 lagi-lagi tengah malam, dan
lagi-lagi saya langsung berjalan pasti menuju “hotel” sementara alias musala di
dekat pengambilan bagasi.
|
Musala itu, hehe |
Setelah shalat
subuh, maka kami bertiga pun mulai bergerak. Awalnya kami berencana
langsung menuju Kuala Lumpur. Tapi tiba-tiba saya berubah pikiran untuk mampir
ke Putrajaya, pusat administrasi Malaysia (dari KLIA 2, letak Putrajaya memang
sebelum Kuala Lumpur). Kami naik KLIA Transit dengan biaya RM 6,2.
|
Kartu KLIA transit |
|
Suasana subuh itu, sudah cukup rame |
|
Suasana di dalam kereta KLIA transit |
Sekitar 30
menit kemudian, kami sampai di Putrajaya Sentral. Pusat transportasi umum di
daerah Putrajaya. Berbekal dengan peta dan rute berbagai angkutan umum
Putrajaya yang saya bawa dari Surabaya, saya naik bus jurusan L01 untuk menuju
kawasan kompleks Putra Perdana.
|
Tiba di stasiun Putrajaya |
|
Finally here |
|
Putrajaya Sentral, pusat dari transportasi publik di Putrajaya |
|
Bus-nya nih |
|
Sekitar Rp. 1.750,- sekali naik |
Putra Perdana,
Masjid Putra, dan Jembatan Seri Wawasan
Ini adalah
bangunan kantor Perdana Menteri Malaysia. Gedung ini mempunyai taman yang
sangat luas. Lengkap dengan taman dan semacam pujasera. Berbagai makanan, mulai masakan Melayu, western, snack, dll ada disitu semua. Sepertinya ini adalah
tempat untuk karyawan beristirahat atau makan pagi/siang. Kami pun memutuskan
untuk sarapan disitu. Kebetulan pada saat kami berkunjung, ternyata berbarengan
dengan kunjungan rombongan orang pertama RI, Bapak Presiden Jokowi dan
rombongan tampaknya juga sedang melakukan kunjungan kenegaraan disitu.
Huaaahhh....berasa masih kerja aja saya saat itu.
|
Air mancur di taman pujasera |
|
Pujasera-nya |
|
Kalo tempat istirahat yang seperti ini ada di kantor saya, dikuatirkan saya ga balik kerja, malah nongkrong disini aja |
|
Hai nona-nona, enak ya cutinya, malah kunjungan ke kantor negara orang |
|
Nasi lemak yang ayamnya gede audzubillah + es milo, total harga RM 8 |
Tidak jauh dari
gedung Perdana Putra, berdiri Masjid Putra, masjid ini didominasi dengan warna
merah muda. Saya sempat terkecoh sebelumnya. Awalnya saya kira Masjid Putra itu
adalah kubah berwarna hijau, ternyata itu adalah salah satu kubah di Gedung
Perdana Putra. Dari kompleks ini pula, saya bisa melihat Jembatan Seri Wawasan
dari kejauhan.
|
Masjid Putra |
|
Action dulu yak |
|
Landscape Putrajaya |
|
Jembatan Seri Wawasan |
|
Bisa menyewa perahu untuk menyusuri sungai |
|
Jembatannya bagus yak |
|
I'm free |
Kami lebih
banyak menikmati suasana di sekitar kompleks ini. Deretan gedung perkantoran
Kementerian rupanya juga berada di jalan ini. Hmmm...berasa studi banding saja
rasanya. Yang saya suka di Putrajaya adalah jalur transportasi umum yang mudah
dimengerti. Jalurnya hanya berputar-putar, kadang dengan hanya menyeberang
jalan, bus yang sama akan lewat setelah melewati jalur yang lebih jauh.
Transportasi umumnya bernama Nadi Putra. Nadi Putra juga ada di Cyberjaya, kota
di Malaysia yang diharapkan menjadi pusat perkembangan negara Malaysia di
bidang IT dan teknologi. Sayang kami tidak sempat berkunjung kesana.
Hal yang saya
suka dari Putrajaya adalah, kota ini sangat bersih, sangat-sangat bersih. Jalanannya,
tempat-tempatnya, sungainya, bahkan rasanya semua tertata rapi. Sisi positif
dari pusat pemerintahan yang berada jauh dari ibukota negara, Kuala Lumpur,
adalah gedung-gedung pemerintahan bisa dibangun dengan megah, berderet-deret
lengkap dengan taman yang cukup luas. Jalanan yang lebar dengan intensitas
kendaraan yang tidak terlalu banyak juga membuat kota ini bebas macet. Penduduk
pun difasilitasi dengan transportasi umum yang murah dan mudah. Halte di
Putrajaya pun sangat modern. Dilengkapi dengan jadwal digital, sehingga calon
penumpang bisa mengetahui dengan persis bus jurusan apa saja yang akan lewat
dan akan tiba pukul berapa. Keren yak?
|
Halte dengan jadwal bus digital |
Satu hal lagi
yang menarik perhatian saya, di beberapa halte di Putrajaya, disediakan kotak
putih besar untuk menampung barang-barang bekas untuk disumbangkan, misalnya pakaian
atau sepatu. Saya rasa, ini bisa ditiru di Indonesia.
|
Kotak untuk menampung barang-barang bekas untuk disumbangkan |
|
Kami
ada di Putrajaya sampai siang hari. Setelah itu kami langsung menuju ke Kuala
Lumpur. InsyaAllah akan saya ceritakan di postingan saya berikutnya. Masih cerita di hari yang sama :)
...to be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar