Kamis, 19 Maret 2015

Pebruary Trip. Day 1a. Putrajaya, Pusat Administrasi Negara yang Menyegarkan Mata



 
Di depan Perdana Putra
Seperti janji saya di postingan saya sebelumnya, kali ini saya mau menceritakan pengalaman saya ke Malaysia (lagi). Tidak lama setelah kepulangan saya kemarin dari Malaysia dan Thailand 2 minggu sebelumnya, kali ini saya kembali ke Malaysia. Jujur saja, saya kurang puas berkeliling di Kuala Lum[ur dan sekitarnya. Jadi, keberangkatan saya kali ini, khusus muterin Malaysia saja. Berhubung waktu terbatas, hanya 3 daerah yang akan menjadi fokus saya. Putrajaya, Kuala Lumpur, dan Malaka.

Seperti keberangkatan saya sebelumnya, saya dan 2 orang teman saya berangkat malam hari ke Kuala Lumpur dari Surabaya. Sampai di KLIA 2 lagi-lagi tengah malam, dan lagi-lagi saya langsung berjalan pasti menuju “hotel” sementara alias musala di dekat pengambilan bagasi.
 
Musala itu, hehe
Setelah shalat subuh, maka kami bertiga pun  mulai bergerak. Awalnya kami berencana langsung menuju Kuala Lumpur. Tapi tiba-tiba saya berubah pikiran untuk mampir ke Putrajaya, pusat administrasi Malaysia (dari KLIA 2, letak Putrajaya memang sebelum Kuala Lumpur). Kami naik KLIA Transit dengan biaya RM 6,2. 






Kartu KLIA  transit

Suasana subuh itu, sudah cukup rame

Suasana di dalam kereta KLIA transit

Sekitar 30 menit kemudian, kami sampai di Putrajaya Sentral. Pusat transportasi umum di daerah Putrajaya. Berbekal dengan peta dan rute berbagai angkutan umum Putrajaya yang saya bawa dari Surabaya, saya naik bus jurusan L01 untuk menuju kawasan kompleks Putra Perdana.
 
Tiba di stasiun Putrajaya

Finally here

Putrajaya Sentral, pusat dari transportasi publik di Putrajaya

Bus-nya nih

Sekitar Rp. 1.750,- sekali naik

Putra Perdana, Masjid Putra, dan Jembatan Seri Wawasan

Ini adalah bangunan kantor Perdana Menteri Malaysia. Gedung ini mempunyai taman yang sangat luas. Lengkap dengan taman dan semacam pujasera. Berbagai makanan, mulai masakan Melayu, western, snack, dll ada disitu semua. Sepertinya ini adalah tempat untuk karyawan beristirahat atau makan pagi/siang. Kami pun memutuskan untuk sarapan disitu. Kebetulan pada saat kami berkunjung, ternyata berbarengan dengan kunjungan rombongan orang pertama RI, Bapak Presiden Jokowi dan rombongan tampaknya juga sedang melakukan kunjungan kenegaraan disitu. Huaaahhh....berasa masih kerja aja saya saat itu.
 
Air mancur di taman pujasera

Pujasera-nya

Kalo tempat istirahat yang seperti ini ada di kantor saya, dikuatirkan saya ga balik kerja, malah nongkrong disini aja

Hai nona-nona, enak ya cutinya, malah kunjungan ke kantor negara orang

Nasi lemak yang ayamnya gede audzubillah + es milo, total harga RM 8

Tidak jauh dari gedung Perdana Putra, berdiri Masjid Putra, masjid ini didominasi dengan warna merah muda. Saya sempat terkecoh sebelumnya. Awalnya saya kira Masjid Putra itu adalah kubah berwarna hijau, ternyata itu adalah salah satu kubah di Gedung Perdana Putra. Dari kompleks ini pula, saya bisa melihat Jembatan Seri Wawasan dari kejauhan.
Masjid Putra

Action dulu yak

Landscape Putrajaya

Jembatan Seri Wawasan

Bisa menyewa perahu untuk menyusuri sungai

Jembatannya bagus yak

I'm free


Kami lebih banyak menikmati suasana di sekitar kompleks ini. Deretan gedung perkantoran Kementerian rupanya juga berada di jalan ini. Hmmm...berasa studi banding saja rasanya. Yang saya suka di Putrajaya adalah jalur transportasi umum yang mudah dimengerti. Jalurnya hanya berputar-putar, kadang dengan hanya menyeberang jalan, bus yang sama akan lewat setelah melewati jalur yang lebih jauh. Transportasi umumnya bernama Nadi Putra. Nadi Putra juga ada di Cyberjaya, kota di Malaysia yang diharapkan menjadi pusat perkembangan  negara Malaysia di bidang IT dan teknologi. Sayang kami tidak sempat berkunjung kesana. 

Hal yang saya suka dari Putrajaya adalah, kota ini sangat bersih, sangat-sangat bersih. Jalanannya, tempat-tempatnya, sungainya, bahkan rasanya semua tertata rapi. Sisi positif dari pusat pemerintahan yang berada jauh dari ibukota negara, Kuala Lumpur, adalah gedung-gedung pemerintahan bisa dibangun dengan megah, berderet-deret lengkap dengan taman yang cukup luas. Jalanan yang lebar dengan intensitas kendaraan yang tidak terlalu banyak juga membuat kota ini bebas macet. Penduduk pun difasilitasi dengan transportasi umum yang murah dan mudah. Halte di Putrajaya pun sangat modern. Dilengkapi dengan jadwal digital, sehingga calon penumpang bisa mengetahui dengan persis bus jurusan apa saja yang akan lewat dan akan tiba pukul berapa. Keren yak?














Halte dengan jadwal bus digital


Satu hal lagi yang menarik perhatian saya, di beberapa halte di Putrajaya, disediakan kotak putih besar untuk menampung barang-barang bekas untuk disumbangkan, misalnya pakaian atau sepatu. Saya rasa, ini bisa ditiru di Indonesia.

 
Kotak untuk menampung barang-barang bekas untuk disumbangkan

Kami ada di Putrajaya sampai siang hari. Setelah itu kami langsung menuju ke Kuala Lumpur. InsyaAllah akan saya ceritakan di postingan saya berikutnya. Masih cerita di hari yang sama :)

...to be continue...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar