Hari ini perjalanan kami hanya
berputar-putar di sekitaran Kuala Lumpur. Jadi kami bisa sempat sarapan di
penginapan, nyobain fasilitas roof top bar yang termasuk salah satu fasilitas
yang diunggulkan di hostel ini, Backpackers Travellers Inn. Pagi itu, kami berencana
check out. Tapi karena barang-barang kami agak berat untuk dibawa berkeliling,
jadilah kami menitip barang-barang ke petugas hostel.
|
Breakfast @ Roof Top Bar |
Pasar Seni dan Batu Caves
Kami pergi ke Batu Caves dengan menggunakan
KTM (komuter). Kami naik dari Pasar Seni. Pasar Seni ini tidak terlalu jauh
dari daerah China Town tempat kami menginap. Tempat ini biasanya juga menjadi
tempat tujuan turis untuk berwisata atau berbelanja. Tidak jauh dari Pasar Seni
inilah stasiun tempat komuter berada. Hanya sekali naik transportasi umum untuk
menuju ke Batu Caves dengan tari RM 2.
|
Pasar Seni |
|
Sungai di Kuala Lumpur yang bersih |
|
Menuju komuter |
|
Stasiun Komuter |
|
Tiket komuter menuju Batu Caves |
|
Suasana dalam komuter |
|
Ada gerbong khusus wanita juga |
Hari itu bertepatan dengan acara umat
Hindu, yaitu Thaipusam. Tidak heran jika di dalam kereta, didominasi oleh warga
keturunan India yang akan pergi beribadah. Thaipusam adalah upacara sebagai bentuk rasa syukur pada dewa dan untuk menebus nazar atau menebus dosa-dosa yang dilakukan. Saya mendengar bahwa dalam upacara ini terkadang ada aksi ekstrim yang dilakukan, misalnya menusuk benda tajam pada tubuh. Tapi saat itu, saya tidak melihat aksi itu. Yang saya lihat hanya orang-orang berjalan tanpa alas kaki ke arah kuil, dan banyak anak-anak yang kepala digundul serta diberi bubuk berwarna kuning.
|
Full orang India |
Hari itu Batu Caves sangat ramai
sekali. Sebelum menuju ke Patung Dewa Murugan yang tingginya mencapai lebih dari 40 meter, kami masuk ke Gua Ramayana. Berhubung
di sana begitu banyak orang tumpah ruah, dan untuk melewati Gua Ramayana, saya
harus melewati pasarnya orang-orang India, saya sempatkan untuk membeli baju
dan gelang-gelang India untuk oleh-oleh.
|
Ada bianglala-nya |
|
Patung Hanuman raksasa di depan Gua Ramayana |
|
Pasar India |
Tiket masuk Gua Ramayana sebesar RM 5. Di
depan gua berdiri patung Hanuman raksasa. Jadi Gua Ramayana gampang dicari dari
kejauhan. Pintu masuk yang sempit, dibagi 2, menjadi pintu masuk dan keluar,
ternyata tidak sama dengan di dalamnya. Ternyata di dalam gua sangat luas. Ada
stalagtit di dalam gua, bahkan ada air terjunnya.
|
Pintu masuk ke Gua Ramayana |
|
Ada air terjunnya |
|
Luas kan? |
|
Suasana yang padat di sekitar Batu Caves
|
KL Tower
Lepas dari Batu Caves, kami pergi ke KL
Tower. Dari Batu Caves naik Komuter ke KL Sentral, lalu disambung LRT. Agak
berjalan sedikit untuk menuju KL Tower. Sampai di gerbang, ada mobil antar
jemput untuk menuju tower-nya, dan ini gratis tidak ditarik biaya sedikitpun.
Di KL Tower ada berbagai macam tujuan yang bisa dinikmati, antara lain : Observation
Deck, Open Deck, XD Theater, F1 Simulation, dan Blue Coral Aquarium.
|
Antrian masuk KL Tower |
|
Tiket masuknya...lumayan mahal |
China Town dan Petronas Tower
Setelah dari KL Tower, kami kembali ke
daerah China Town ke penginapan untuk mengambil barang-barang kami. Sebelumnya
kami mampir terlebih dulu di China Town untuk membeli oleh-oleh. Sebelum ke
Petronas kami mampir ke tempat teman di Setia Sky Residence. Mala mini
rencananya kami akan menginap disitu.
|
China Town |
Malam itu hanya kami isi di Suria KLCC saja
untuk makan malam bersama dan menonton Air Mancur Menari, yang hanya bisa
disaksikan pada hari Sabtu dan Minggu malam.
|
Air mancur menari |
|
Pojok favorit saya di Suria KLCC |
|
View dari kamar saya menginap malam itu |
|
Jacuzzi @ Setia Sky Residence |
Besok paginya, kami harus segera berangkat
dari Setia Sky Residence menuju KL Sentral untuk dilanjutkan menuju bandara.
Karena pesawat kami berangkat pukul 7.30 jadi kami harus sudah sampai KLIA2 paling
tidak pukul 5.30. Kami berangkat menggunakan taksi dari Setia Sky pukul 4 pagi.
Untuk memesan taksi, saya menggunakan aplikasi MyTeksi. Bisa didownload di
smartphone. Dan hanya dengan klik sana sini sesuai petunjuk dan menentukan
dimana lokasi kita saat itu, nggak sampe 5 menit, taxi driver-nya yang langsung
menelpon saya untul memastikan pesanan. Saking cepetnya, saya sampe kaget nggak
percaya. Begitu mudahnya memesan taksi dengan aplikasi MyTeksi. Berguna banget
nih saat jam-jam sibuk atau malah jam-jam sepi seperti jam-jam yang saya pesan,
karena saat itu pastilah transportasi publik belum beroperasi.
Saat di KL Sentral, karena waktu masih
memungkinkan, saya naek bus ke KLIA2 dengan tari RM 10. Bahkan belum masuk
waktu subuh saja, kami sudah menginjak KLIA2. Sudah waktunya kembali ke
Surabaya – Indonesia untuk kembali ke rutinitas dan berkarya.
...What's Next?...
thanks infonya mbak...sangat membantu
BalasHapussama2...senang sekali jika infonya bisa berguna
Hapus