Hari itu kami mulai pagi-pagi sekali. Kami berangkat dari
hostel tempat kami menginap di China Town sekitar pukul 5.30 pagi, karena jam
operasional LRT yang pertama adalah pukul 06.00. Kami berangkat dengan LRT dari
China Town menuju Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Walaupun namanya terminal
tapi begitu masuk ke dalamnya, mungkin setara dengan beberapa bandara di
Indonesia, hehe. Sangat teratur, modern, dan bersih.
Tiket sudah dibeli di hari sebelumnya dengan harga RM 13,4. Harga
tiket dari Kuala Lumpur ke Malaka beragam, berkisar antara RM 10 – 13,4.
Tergantung jenis bus dan jam keberangkatan. Saya sendiri merekomendasikan bus
KKKL Ekspress atau Transnasional.
Tiket bus KKKL Ekspress dari KL - Melaka |
Bus-nya nyaman sekali. Sangat eksklusif. Terdiri dari 2
bangku di sebelah kanan dan 1 bangku di sebelah kiri. Ada juga bus yang
masing-masing terdiri dari 2 bangku di sebalah kanan dan kiri, namun di bagian
belakang bus, bangku dipisahkan satu-satu.
Perjalanan kami tempuh sekitar 2 jam
perjalanan dan tiba di Melaka Sentral. Kami menyempatkan diri untuk sraapan di
salah satu kedai yang menjual makanan khas Melayu dan Thailand. Saya sendiri
saat itu memesan Fried Rice Tom Yum. Setelah mengisi perut, kami lalu naik bus
dengan tarif RM 1,5 ke pusat kota Melaka, Mahkota Parade. Dan langsung turun tepat di depan destinasi
wisata kami, di Dataran Quayside.
Melaka Sentral |
Bus Melaka |
Dataran Quayside |
Untuk menjelajahi Melaka dalam waktu sehari bukanlah hal
yang tidak mungkin karena beberapa destinasi wisata di Melaka terletak dalam
satu kompleks atau berdekatan, sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Stadthuys (Balai Kota Melaka)
Bus kami pun berhenti di depan Red Square. Letaknya tepat di
tengah kota. Dan tempat-tempat destinasi wisata sehari kami pun ada di
sekitarnya. Berikut adalah nama-nama tempat yang bisa dikunjungi dalam sehari
karena letaknya berdekatan dalam satu wilayah.
Kompleks Museum
Ini merupakan tempat yang penuh dengan berbagai macam
museum. Rasanya apa-apa saja bisa dimuseumkan, terdiri dari Museum Sejarah dan
Etnografi, Museum Sastera, Galeri Laksamana Cheng Ho, Museum Pemerintahan
Demokrasi, dan Museum Yang Di-Pertua Negeri. Istimewanya lagi, semua bisa
dimasuki secara gratis.
Bagi yang ingin berkeliling daerah Quayside, Kompleks
Museum, dan seputaran Stadthuys tapi tidak ingin berjalan kaki, disediakan juga
becak hias dengan tarif RM 40. Becak-becak ini dihias sedemikian rupa, mirip
odong-odong tapi lebih bagus. Tidak lupa dilengkapi dengan musik-musik yang
disetel lumayan keras. Rata-rata sih musik house music, walau ada juga yang
saya temui memasang musik yang sangat saya kenal, Sakitnya Tuh Disini-nya Cita
Citata. Ternyata dia ngetop juga sampai Melaka ya?
Christ Church Melaka
Menara Jam
Queen Victoria Fountain
St. Paul Church
Pintu masuk menuju St. Paul, harus naik tangga dulu ya |
Di depan monumen St. Paul |
St. Paul Chhurch |
Suasana di samping gedung |
Di dalamnya sering dipakai untuk lokasi foto prewedding |
Nisan di dalam gereja...besar banget |
Sungai Melaka
Kincir Angin Melaka
Kincir Air Kesultanan Melaka
Benteng Sungai Melaka
Menara Taming Sari
Muzium Samudera
Replika Kapal Portugis Flor de La Mar. Di dalamnya memuat cerita
sejarah tentang Melaka, terutama yang berkaitan di bidang perdagangan dan
kelautan. Berada di dalamnya berasa berada di dalam kapal jaman dulu. Biaya
masuk untuk turis asing sebesar RM 6.
Jonker Street Walk
Belum lengkap ke Melaka kalau belum berjalan-jalan di Jonker
Street Walk. Disini kita bisa mencoba berbagai macam kuliner dan berbelanja.
Mulai tampak terlihat ramai saat sore hari sekitar pukul 17.00 dan akan semakin
ramai saat malam hari. Untuk yang muslim, perhatikan dahulu sebelum membeli
makanan, tapi biasanya penjual akan memberi tahu jika makanan yang mereka jual
termasuk halal atau tidak (mengandung babi).
Kami makan siang di salah satu kafe di Jonker Street, makan
siang yang agak telat sebenarnya, karena saat itu sudah sekitar pukul 18.00. Sayangnya
kami tidak sampai terlalu malam di Jonker Street karena kami harus segera
kembali ke Kuala Lumpur tepat pukul 20.15 dari Melaka Sentral. Tiket kami beli
seharga RM 13,6. Karena kami terburu-buru, kami memutuskan untuk naik taksi
saja ke Melaka Sentral, tidak dengan bus karena dikhawatirkan akan jalan
memutar dan terkena macet. Beruntung, kami sempat bercakap-cakap dengan
sekelompok bapak-bapak yang sedang mengobrol di depan Stadthuys. Salah seorang
dari mereka membantu untuk menawar harga taksi. Oh ya, taksi di Melaka lenih
banyak menggunakan sistem tawar-menawar (bukan argo), sehingga untuk turis
sebaiknya berhati-hati dan tahu berapa kisaran harga yang pantas untuk tarif
taksi. Kami dikanakan biaya RM 15 dari Stadthuys ke Melaka Sentral. Cukup murah
menurut saya, tidak terlalu beda jauh dengan harga taksi di Indonesia.
Bus yang kami tumpangi pulang berangkat tepat pukul
20.15. Kami sengaja memilih jam yang tidak terlalu malam agar tidak kehabisan
jadwal LRT. Jam operasional terakhir adalah pukul 23.00. Tarif LRT bergantung
jauh dekatnya tujuan, sekitar RM 1,2 per stasiun pemberhentian. Hampir pukul
00.00 kami sampai di penginapan. Kami segera beristirahat untuk persiapan perjalanan
besok paginya. Capek tapi seneng.
...to be continue...
Mango Habanero Hot Sauce - iTanium-arts
BalasHapusHabanero Hot Sauce • Melinda's Original camillus titanium Hot Sauce • Melinda's titanium curling wand Original Hot titanium 3d printing Sauce • Melinda's Original Hot Sauce • Melinda's Original Habanero Sauce • ford edge titanium 2021 Habanero Hot Sauce • Crispy camillus titanium & Spicy • Habaneroes.