Kamis, 18 Oktober 2012

Memulai Hidup Baru

MEMULAI HIDUP BARU. Mungkin kalimat ini identik dengan pernikahan ya. Coba aja lihat, tiap ada acara pernikahan digelar, pasti muncul banyak pernyataan : "Selamat Menempuh Hidup Baru". Tapi kali ini, saya nggak akan menulis tentang pernikahan. Mungkin belum giliran saya untuk memainkan babak itu, hehe.

Nggak tau darimana perasaan ini datang, tiba-tiba aja saya ngerasa diberi pencerahan sama Tuhan. Khususnya persoalan asmara ya. Yaaaa...apalagi coba masalah yang paling penting untuk perempuan yang cukup dewasa seperti saya ini yang salah satunya adalah persoalan asmara? Terus terang, kalo mau dibilang jujur, hidup saya agak "pontang-panting" setelah putus dari pacar yang terakhir. Mulai awalnya terkena penyakit insomnia selama berbulan-bulan (sampe pernah pingsan di kantor karena kurang tidur yang amat sangat) dan akhirnya berujung pada keputusan saya membutuhkan psikiater untuk mengatasi gangguan tidur saya itu. Penyesuaian diri setelah pindah ke tempat baru dengan teman-teman baru dan lingkungan baru, tanpa teman-teman lama saya yang selalu mendukung saya dan mantan pacar saya di kota yang pernah saya tinggali sebelumnya. Penyesuaian diri dengan aktivitas-aktivitas yang tidak biasa saya lakukan  sampai dengan aktivitas yang biasa saya lakukan namun tidak saya lakukan lagi karena perubahan status tersebut. 

Dan penyesuaian diri tersebut berlangsung berbulan-bulan. Dengan cara pelarian ke berbagai aktivitas di tiap malamnya, mulai dari kafe, mall, rumah teman, bahkan lembur di kantor sampai malam, hingga ke tempat-tempat baru yang agak jauh sekaligus memanfaatkan hobi saya yang doyan travelling. Berusaha mengikhlaskan diri dalam hati, belajar menerima kenyataan, yang pada saat itu, walau saya bilang saya terima, tapi tetap saja ada rasa sakit tiap saya mengingat semuanya. Yang sebenarnya dalam hati pun saya katakan kalau saya belum bisa dikatakan ikhlas sepenuhnya.

Tapi hari ini, tepatnya dimulai pagi ini, semua terasa berbeda. Seperti yang saya bilang di awal tadi, tiba-tiba saya seperti mendapat pencerahan dari Tuhan. Tiba-tiba aja semua terasa berbeda. Hati ini terasa plong. Semua beban yang ada, semua rasa sakit yang ada, sampai rasanya pilu air mata yang sudah saya teteskan kemaren hilang begitu aja. Apakah ada orang lain? Lelaki lain maksudnya? Haha…sayangnya nggak ada. Eh yaaa…kalau mau jujur memang ada satu lelaki yang cukup menarik perhatian saya. Tapi dia bukan penyebab utama saya merasakan rasa plong yang begitu saja terjadi hari ini.

Tiba-tiba saya ngerasa bahwa Allah begitu dekat. Allah begitu sayang sama saya. Agama saya mengajarkan bahwa di balik kesulitan ada kemudahan. Sudah jelas tertera di Al-Quran dalam surat Al-Insyirah. Saking favoritnya saya dengan wahyu Allah yang satu itu sampai-sampai saya menuliskannya dalam lembar persembahan skripsi saya dulu, yaaa…sekedar pengingat diri sendirilah. Dalam Al-Quran di surat Ar-Rahman pun sudah tertulis (bahkan berulang-ulang) : “Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?” yang mengajarkan bahwa nikmat Allah untuk makhluk-Nya betul-betul tak berbatas rasanya. Saya tahu itu…sedari lama. Tapi sungguh, rasa-rasanya baru kali ini ayat tersebut saya rasakan betul-betul di hati saya.

Bahwa nikmat Allah pada saya benar-benar sudah saya dapatkan sejak dulu, hanya saja saya yang kurang peka, sayalah yang kurang bersyukur. Khususnya untuk masalah putus cinta saya yang terakhir kemaren ini. Begitu cintanya Allah pada saya, bahkan Dia titipkan sedikit dari banyaknya cinta-Nya itu melalui keluarga saya, teman-teman saya, bahkan pada mantan pacar saya. Hubungan kami memang sudah labil sejak awal. Setiap orang pun akan ragu bagaimana bisa hubungan yang berlandaskan beda keyakinan seperti kami akan terus bertahan sampai akhir.

Dan disini saya sampaikan terima kasih pada Bapak Omega Julius Nugrahanto yang saya sayangi dan menyayangi saya. Bapak Omega yang sudah begitu baik pada saya, tulus mencintai saya, dan memperlakukan saya dengan amat sangat baik selama kami bersama dulu. Keluarganya yang sudah memperlakukan saya dengan hangat, teman-temannya dan teman-teman kami berdua yang sudah sangat bersahabat. Dan persoalan kami tidak berjodoh, itu sungguh-sungguh di luar kekuasaan kami berdua. Lalu apalagi yang kurang? Tidak ada.

Dan sekarang…mulailah hidup saya yang baru dengan hati saya yang baru. Dan apakah ada orang lain? Yaaa…yang seperti saya katakan di awal bahwa memang ada seseorang yang menarik perhatian saya sekarang. Tapi entah mau dibawa kemana arahnya, yang jelas fokus saya pada tulisan saya kali ini bukan ada pada dia. Beginilah rasa ikhlas sebenar-benarnya. Dan rasa bahagia itu ternyata datang dengan sendirinya. Penuh rasa syukur tanpa kata "tapi" dan tanpa kata "kecuali". Berterimakasih pula pada banyak orang yang sudah ada dalam hidup saya, baik yang pernah ada maupun yang tetap ada walau saya sedang berdiri, berjalan, berlari, bahkan pada saat saya jatuh. Alhamdulillah... Sekarang saya serahkan semuanya pada Allah mau dibawa jatuh kemana lagi hati ini. Kepada seseorang itu? Atau entah pada siapa?



=Ketindan-Lawang, 18 Oktober 2012
Saat istirahat siang diklat POPT Ahli=