Liburan akhir taun ini saya dan
teman2 kos mengisinya dengan berpetualang di Lombok, Pulau Seribu Masjid. Biar kata Pulau Seribu Masjid, tapi wisata kami kali ini nggak ada satupun yang mengunjungi masjid sebagai tempat wisata, ke masjidnya cuma buat shalat aja sih, hehe. Kami berangkat berlima
dari Surabaya. Pas banget dengan libur Natal dan ada cuti bersama, jadi kali
ini saya nggak perlu repot2 cari alasan buat cuti, hehe. Tiket yang saya beli
sih bukan tiket promo, tapi masih terhitung rendah mengingat perjalanan saya
tepat pada momen liburan panjang. Disana saya menginap di Losmen Tjabe Merah di
daerah Ampenan.
Day 1. Sunbathing di Gili Trawangan, Menikmati Senja di Bukit Malimbu dan
Pantai Senggigi
Pagi itu, hhmm bukan, saya
menyebutnya dini hari, suasana kos saya sudah hingar bingar. Maklum, kami sudah
harus ada di bandara paling tidak pukul 4 pagi. Kami sengaja memilih pesawat
yang paling pagi untuk berangkat agar kami bisa menikmati Lombok selama
mungkin. Selepas tiba di Bandara Praya Lombok, kami dijemput oleh Mas Ivan.
Selama di Lombok, kami menyewa mobil Mas Ivan untuk berkeliling selama 4 hari
penuh. Beruntungnya lagi, Mas Ivan nggak sendiri. Dia mengajak seorang teman
yang kocak abis. Kami memanggilnya Mas Eng (atau Mas Enk ya? Entahlah...).
Dari bandara, kami langsung
menuju penginapan untuk meletakkan barang bawaan. Di penginapan ini kami
menyewa kamar seharga Rp.100.000,- /kamar/malam/. Satu kamar bisa ditempati
berdua. Harga ini lebih murah karena saya memesan secara online. Selama 4 hari
tinggal disini, saya merasa betah, karena rasakekeluargaannya kental sekali.
Maklum, sama2 orang Malang. Pemiliknya sedag pergi berlibur ke Belanda, karena
suaminya warga negara disana. Tapi 2 anak perempuannya tidak ikut berlibur.
Mereka ini cantik sekali, Rofena dan Reza. Dengan muka bule tapi menjawab
pertanyaan saya dengan bahasa Jawa saat belajar matematika. Sungguh...nggak
berasa ada di luar kota, hehe...
Kembali ke itenary. Setelah itu
kami langsung menuju Pelabuhan Bangsal untuk menyeberang ke Gili Trawangan.
Kami menggunakan kapal umum dengan biaya total sebesar Rp. 18.000,- per orang.
Kami sengaja menuju Gili Trawangan saja (bukan Gilli Meno dan Gili Air), mengingat
masih banyak tempat yang ingin kami datangi dan waktu kami yang terbatas. Gili
Trawangan saat itu cerah dan cukup ramai, malah sepertinya lebih didominasi
oleh turis asing. Kami juga berjalan2 di dalam pulau sekedar untuk melihat2
walo hanya sebentar. Menjelang sore, kami kembali menyeberang ke Mataram. Kali
ini biaya kapal lebih murah, hanya sebesar Rp. 15.000,- per orang.
Mau naek kapal, mesti action dulu |
Gili Trawangan |
Ini team saya kali ini |
tongsis beraksi |
Suasana di dalam pulau |
Heaven on earth |
Kami berencana untuk menikmati
senja di Pantai Senggigi. Untuk menuju pantai ini, kami melewati Bukit Malimbu.
Dari sini, Pantai Senggigi terlihat indah sekali jika tampak dari atas. Tapi
kami fokus untuk ke Pantai Senggigi dulu untuk sekalian makan siang. Setiba di
Pantai Senggigi, kami duduk di pantai dan memesan salah satu kuliner khas
Lombok, Sate bulayak. Sate ini terdiri dari macam2 daging, ada daging ayam dan
daging sapi. Sedangkan Bulayak berarti lontong yang berbentuk kerucut ramping.
Jadi sebenarnya Sate Bulayak ini adalah sate lontong biasa, hanya saja
lontongnya berbentuk lebih unik. Tips untuk wisatawan yang ini menikmati kuliner
di PantaI Senggigi yaitu : jangan malu untuk menanyakan harganya, karena saat
kami ingin membayar makanan, kami sempat kaget melihat harga yang harus kami
bayar, Rp. 240.000,- untuk bertujuh. Cukup mahal menurut saya, mengingat daging
yang disajikan kecil2 dan tempat makan yang kurang representatif (hanya beralas
tikar di pantai).
Kami urungkan untuk menikmati
senja di Pantai Senggigi, karena saat itu pantai cukup ramai dan kurang nyaman,
sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Bukit Malimbu saja. Menikmati sunset
dari atas bukit ternyata bukan pilihan yang keliru. Kami berhasilmendapat
golden sunset. Indah sekali. Menjelang malam, kami kembali ke penginapan. Saya
sih sudah ada janji dengan teman2 kuliah saya. Kebetulan ada 2 orang teman saya
yang berdomisili di Mataram. Jadi sekalian reuni kecil2an lah.
...to be continued...
Day 2. Bermain dengan Monyet di Hutan Pusuk, Menjelajah Air Terjun
Sendang Gile, dan Tiu Kelep
Tidak ada komentar:
Posting Komentar