Day 4. City Tour : Cakranegara dan Mutiara Pagutan, Desa Sade, Desa
Sukarara, Keindahan Pantai Seger, Tanjung Aan, dan Kuta
Belom ke Lombok rasanya kalo
belom makan Ayam Taliwang. Karena itu, kami pergi mencari kuliner tersebut di
daerah Cakranegara. Setelah itu kami mampir ke toko mutiara di Pagutan untuk
membeli oleh2 buat keluarga di rumah. Hari itu cuaca kurang bersahabat. Gerimis
dan malah hujan lebat turun. Kami mampir ke pusat pembuatan kain tenun di Desa
Sukarara. Saya mencoba untuk menenun. Sekilas memang terlihat mudah, hanya
memang harus telaten dan kreatif untuk membuat pola. Dan itulah yang menjadikan
pembuatan tenun ini menjadi sedikit rumit. Tapi untuk penduduk desa ini,
terutama perempuan, menenun adalah kemampuan yang harus mereka miliki sebagai
syarat agar mereka bisa menikah. Jika peraturan i ni dilanggar, maka akan
terkena sanksi adat, yaitu membayar bahan2 pokok yang jumlahnya tergantung
status sosial perempuan tersebut. Saat saya bertanya kepada salah satu penenun
yang berusia 24 tahun, dia berkata bahwa dia sudah menikah sejak usia 18 tahun.
Dan dia ingin bisa menenun agar bisa membantu suaminya bekerja. Mulia banget
yak. Untung saya nggak dilahirkan di desa Sukarara, bisa repot nih orang yang
ga becus ngerjain pekerjaan tangan kayak saya ini bisa2 lama kawinnya (lah,
emang sekarang udah kawin, Mel? Anjriiiittt...)
Setelah itu kami melanjutkan
perjalanan ke Desa Sade. Disini kami melihat rumah2 adat Suku Sasak. Ada rumah
yang masih lantainya berupa campuran tanah kotoran kerbau/kuda, getah dan abu jerami.
Rumah2 ini juga banyak yang berjualan tenun, gelang2 aksesoris, dsb. Kami tidak
terlalu lama di tempat itu dan segera berlalu menuju deretan pantai-pantai.
Pantai Tanjung Aan, Pantai Seger, dan Pantai Kuta
Sesampainya di Pantai Tanjung
Aan, cuaca masih mendung. Pantai ini memiliki pasir yang bulat2 seperti merica,
jadi terkesan kasar. Ada bukit kecil di sebelahnya, cocok untuk menikmati
pemandangan pantai dari atas.
Pasir di Pantai Tanjung Aan |
Setelah itu ada Pantai Seger. Disinilah cerita rakyar Ratu Mandalika yang terkenal itu. Kalo saja kami datang di saat bulan Pebruari, mungkin kami akan bisa melihat perayaan berbulu Nyale. Sayang saat itu cuaca mulai buruk, gerimis mulai turun lagi. Kami pun segera berlalu menuju Pantai Kuta.
Jembatan di Pantai Seger |
Jembetan di Pantai Seger |
Patung Ratu Mandalika dan pangeran2 yang melamarnya mencegah Ratu menjatuhkan diri ke laut |
Kalo boleh saya menilai, Pantai
Kuta Lombok jauh lebih bagus daripada PantaiKuta bali. Lebih bersih dan terawat.
Disini pun saya nggak bisa berlama2 karena hujan masih terus turun.
Pembangunan di Pantai Kuta terus ditingkatkan |
Pantai Kuta Lombok...tampak langit gelap sekali di belakang saya |
Nggak terasa, liburan kami sudah
berlangsung 4 hari. Banyak pengalaman dan cerita yang saya dapat, juga teman2
baru tentunya. Sebenarnya masih banyak tempat di Lombok yang belum saya datangi.
Sepertinya memang harus kembali lagi kesitu kapan2 :)
...see you on next trip...