Selasa, 17 Februari 2015

January Trip. Day 3-4. Keliling Hat Yai dengan Motor Sewaan. Gampang kok ^_^

Saya, Gigih, dan motor kami
Saya dan Gigih tiba di terminal bus Hat Yai jam 4 pagi. Lebih cepat 1 jam dari perkiraan. Turun bus masih setengah nyawa karena di perjalanan kami tidur cukup nyenyak. Di terminal sudah banyak sopir tuk-tuk yang menawari tumpangan. Rasanya masih ingnin duduk-duduk saja di situ sembari mengembalikan separuh nyawa yang hilang tadi. Maklum, mata rasanya masih setengah terbuka. Tapi kami nggak berlama-lama berdiam di terminal. Kami lalu menyewa tuk-tuk untuk pergi ke penginapan yang sudah kami sewa melalui situs di internet. Kami menyewa tuk-tuk B100 untuk berdua. 

Kami menginap di Hat Yai Backpackers Hostel dengan biaya B300 semalam untuk private room untuk berdua. Waktu kami sampai di hostel, kondisi masih tutup, maklum jam 5 pagi, matahari belum terbit di Hat Yai. Kami terpaksa duduk di bangku depan hostel menunggu agak terang. 
 
Masih tertutup...hiks
Beruntung keadaan seperti itu nggak terlalu lama. Tepat jam 6 pintu hostel dibuka. Setelah kamar siap, kami bisa langsung masuk, nggak perlu nunggu waktu check in jam 12 siang. Alhamdulillah. Berhubung ngeliat kasur, kami sempatkan untuk tidur sebentar mengingat semalaman kami tidur di bus.


Kamar kami di Hat Yai
Lobi hostel
Meja resepsionis
Pukul 8 pagi, kami bangun tidur dan mulai beraktivitas, mandi pagi dan sarapan di hostel. Kami bertanya ke resepsionis dimana bisa menyewa motor. Ternyata nggak jauh dari tempat itu, ada hostel yang sekalian menyewakan motor. Kami langsung menyewa dengan biaya B250  untuk 24 jam (ada jaminan juga B1000, yang akan dikembalikan kalo motor sudah dikembalikan). Langsung aja kami berkeliling kota. Kota Hat Yai adalah kota yang tidak terlalu besar. Berbekal peta dari hostel di tangan, kami bisa berkeliling hampir ke seluruh penjuru kota hanya dalam waktu sehari saja. 
 

Wat Hat Yai Nai


Ini adalah tempat pertama yang kami kunjungi di Hat Yai. Ini adalah kuil Buddha terbesar di Hat Yai. Di sini terdapat Buddha Tidur, seperti di Wat Pho Bangkok. Tentu saja kuil yang di Bangkok lebih besar daripada di Hat Yai.
 
Reclyning Buddha di Wat Hat Yai Nai

Salah satu bangunan di kompleks Wat Hat Yai Nai


Magig Eye 3D Museum


Lepas dari Wat Hat Yai Nai, kami pergi ke Magic Eye 3D Museum. Biaya masuk  untuk dewasa sebesar B400. Harga tiket juga termasuk masuk ke pertunjukan sulap. Namun pertunjukan sulap ini nggak tiap hari diadakan, hanya pada weekend dan jam-jam tertentu. Kami beruntung datang di saat yang tepat. Lbih beruntung lagi karena pemaen sulapnya cakep, mirip artis-artis Korea, hehehe
 
Tiket masuk Magic Eye 3D Museum + Magic Show












Pose dulu sama tim sulap.
Hat Yai Municipal Park


Ini adalah tempat wajib bagi para traveler jika berkunjung ke Kota Hat Yai. Tempat ini merupakan paket komplit. Mulai dari Hat Yai Cable Car, Golden Buddha, Laughing Buddha, Ice Dome, Teropong Bintang, dan banyak lagi. Beruntung kami naek motor, kalo nggak, kami bisa saja menggunakan kendaraan umum yang disediakan oleh pihak Hat Yai Municipal Park. Dari tempat ini pula kita bisa melihat skyline kota Hat Yai. Hanya Ice Dome yang saya lewati di tempat ini karena saya pikir tempatnya tentu nggak begitu beda jauh dengan tempat-tempat es buatan di Jakarta atau Surabaya. Biaya masuk untuk Ice Dome sebesar B300. Sedangkan biaya Kami hanya fokus di Golden Buddha, Teropong Bintang, dan Hat Yai Cable Car. Untuk dapat menaiki cable car, tarifnya sebesar B200.

Pintu masuk Hat Yai Municipal Park









Skyline of Hat Yai...tampak patung Dewi Kwan Im



Teropong Bintang








Golden Buddha





Hat Yai Cable Car





Tampak masjid besar di tengah-tengah Kota Hat Yai




Malam hari di Hat Yai, kami pergi ke Asean Night Market di depan Magic Eye 3D Museum. Di Asean Night Market, segala macam barang dijual, mulai dari makanan, pakaian, tas, sandal, apapun. Beruntung kami datang saat weekend, karena Asean Night Market ini dibuka pada saat weekend. Tapi kalau kurang puas berbelanja di Asean Night Market, bisa berkunjung ke Greenway Garden Centre yang letaknya nggak begitu jauh dari Asean Night Market. Untuk barang yang dijual, mirip2. Hanya di Greenway ini banyak toko-toko yang lebih permanen.

Besok paginya, kami memutuskan untuk berjalan-jalan lagi di sekitar hostel. Ternyata di depan Lee Garden Plaza Hotel sepagi itu sudah ramai pasar kaget. Banyak penjual oleh-oleh dan cinderamata di depan hotel dengan harga yang sangat murah. Harga nggak gitu berbeda kalau dibandingkan dengan Asean Night Market ataupun Greenway. Jadi, kalo yang nggak sempat berburu oleh-oleh malam harinya, bisa berjalan santai pagi-pagi ke daerah Lee Garden Plaza Hotel. Nggak cukup disitu, di sekitar jalan itu juga banyak toko-toko yang berjualan pakaian dan segala macam barang dengan harga murah. Benar-benar surganya belanja.

Kami nggak begitu lama disitu, karena harus segera check out dan akan dijemput oleh mini van untuk menuju Penang – Malaysia. Kami dijemput sekitar pukul 09.30. Sayang saya agak lupa berapa tarif van-nya. Tarif van ke Penang sebesar B430. Kami membeli tiket langsung di tempat kami menginap. Van yang kami tumpangi saat itu berisi 11 orang dengan sopir. Banyak juga turis mancanegara yang satu van dengan kami. Kami dijemput di hotel masing-masing. Saatnya sejenak beristirahat sebelum memulai petualangan kembali di Penang.
 
Tim Penang nih...hehe

...to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar