Senin, 07 April 2014

Are The Skies Blue When I See You Once Again?

:: Hai, selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini
Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati ::*

Dan itulah yang saya rasakan saat saya melihatnya lagi. Keadaan yang mengharuskan saya bertemu kembali. Sungguh, mungkin sayalah orang di seluruh kota ini yang bahagia bisa bertemu dia, melihatnya dari dekat, ada di dekatnya. Percayalah, nggak ada lagi orang yang menginginkan itu lebih dari saya. Walau mungkin sekuat tenaga harus meredam gemuruh drumband di dalam dada, memasang wajah “sebiasa” mungkin, memasang senyum yang sejak berhari2 sebelum kedatangannya sudah diwanti2 untuk selalu terpasang. Tapi, saya nggak bisa bohong kalo ada ngilu di dada saat melihatnya.

:: Hai, selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah ::*

Dan perih. Itu yang saya rasakan saat melihat dia melangkah pergi. Saya bukan masochist, walo perih seperti apapun, tetap lebih baik rasanya saat dia ada di dekat saya. Dulu, saya sering menyangka, mungkin perih ini ada saat saya pergi. Bagaimanapun saya ingin tinggal, saya yang harus pergi. Tapi ternyata saya salah. Saya yang pergi atau dia yang pergi, rasanya sama saja di hati saya. Sama2 sakitnya, sama2 perihnya, sama2 ngilunya.

:: Dan upayaku tahu diri
Tak selamanya berhasil
‘Pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah...menghilang sajalah...
Pergilah...menghilang sajalah...
Pergilah...meghilang sajalah...lagi ::*

Bohong. Bohong besar kalo saya berkata seperti itu. Mau seperih apa melihatnya, sesakit apa dia ada di dekat saya, senyeri apa saya memandang senyumnya....perasaan saya akan jauh lebih buruk kalo dia nggak ada.

"Aku ingin lebih lama bersamamu, walaupun itu hanya untuk sehari lagi"**
Begitu kata Nak kepada Mak. Andai itu juga yang bisa saya katakan ke dia saat itu. Tapi, saya hanya bisa bilang, "Kalo kamu pulang, aku jadi pusing". Could you hear my heart beat to you? Could you feel this, my dearest?


* Taken from Indonesian song : Tahu Diri by Maudy Ayunda (OST.Perahu kertas)
**  Taken from Thailand movie : Pee Mak Phra Kanong

:: Refleksi kejadian di Akhir Maret 2014 ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar