MEMULAI HIDUP BARU. Mungkin kalimat ini identik
dengan pernikahan ya. Coba aja lihat, tiap ada acara pernikahan digelar, pasti
muncul banyak pernyataan : "Selamat Menempuh Hidup Baru". Tapi kali
ini, saya nggak akan menulis tentang pernikahan. Mungkin belum giliran saya
untuk memainkan babak itu, hehe.
Nggak tau darimana perasaan ini datang, tiba-tiba
aja saya ngerasa diberi pencerahan sama Tuhan. Khususnya persoalan asmara ya.
Yaaaa...apalagi coba masalah yang paling penting untuk perempuan yang cukup dewasa
seperti saya ini yang salah satunya adalah persoalan asmara? Terus terang, kalo
mau dibilang jujur, hidup saya agak "pontang-panting" setelah putus
dari pacar yang terakhir. Mulai awalnya terkena penyakit insomnia selama
berbulan-bulan (sampe pernah pingsan di kantor karena kurang tidur yang amat
sangat) dan akhirnya berujung pada keputusan saya membutuhkan psikiater untuk
mengatasi gangguan tidur saya itu. Penyesuaian diri setelah pindah ke tempat
baru dengan teman-teman baru dan lingkungan baru, tanpa teman-teman lama saya
yang selalu mendukung saya dan mantan pacar saya di kota yang pernah saya
tinggali sebelumnya. Penyesuaian diri dengan aktivitas-aktivitas yang tidak
biasa saya lakukan sampai dengan aktivitas yang biasa saya lakukan namun
tidak saya lakukan lagi karena perubahan status tersebut.
Dan penyesuaian diri tersebut berlangsung
berbulan-bulan. Dengan cara pelarian ke berbagai aktivitas di tiap malamnya,
mulai dari kafe, mall, rumah teman, bahkan lembur di kantor sampai malam,
hingga ke tempat-tempat baru yang agak jauh sekaligus memanfaatkan hobi saya
yang doyan travelling. Berusaha mengikhlaskan diri dalam hati, belajar menerima
kenyataan, yang pada saat itu, walau saya bilang saya terima, tapi tetap saja
ada rasa sakit tiap saya mengingat semuanya. Yang sebenarnya dalam hati pun
saya katakan kalau saya belum bisa dikatakan ikhlas sepenuhnya.
Tapi hari ini, tepatnya dimulai pagi ini, semua
terasa berbeda. Seperti yang saya bilang di awal tadi, tiba-tiba saya seperti
mendapat pencerahan dari Tuhan. Tiba-tiba aja semua terasa berbeda. Hati ini
terasa plong. Semua beban yang ada, semua rasa sakit yang ada, sampai rasanya
pilu air mata yang sudah saya teteskan kemaren hilang begitu aja. Apakah ada
orang lain? Lelaki lain maksudnya? Haha…sayangnya nggak ada. Eh yaaa…kalau mau
jujur memang ada satu lelaki yang cukup menarik perhatian saya. Tapi dia bukan
penyebab utama saya merasakan rasa plong yang begitu saja terjadi hari ini.
Tiba-tiba saya ngerasa bahwa Allah begitu dekat.
Allah begitu sayang sama saya. Agama saya mengajarkan bahwa di balik kesulitan
ada kemudahan. Sudah jelas tertera di Al-Quran dalam surat Al-Insyirah. Saking
favoritnya saya dengan wahyu Allah yang satu itu sampai-sampai saya
menuliskannya dalam lembar persembahan skripsi saya dulu, yaaa…sekedar
pengingat diri sendirilah. Dalam Al-Quran di surat Ar-Rahman pun sudah tertulis
(bahkan berulang-ulang) : “Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?”
yang mengajarkan bahwa nikmat Allah untuk makhluk-Nya betul-betul tak berbatas
rasanya. Saya tahu itu…sedari lama. Tapi sungguh, rasa-rasanya baru kali ini ayat
tersebut saya rasakan betul-betul di hati saya.
Bahwa nikmat Allah pada saya benar-benar sudah
saya dapatkan sejak dulu, hanya saja saya yang kurang peka, sayalah yang kurang
bersyukur. Khususnya untuk masalah putus cinta saya yang terakhir kemaren ini.
Begitu cintanya Allah pada saya, bahkan Dia titipkan sedikit dari banyaknya
cinta-Nya itu melalui keluarga saya, teman-teman saya, bahkan pada mantan pacar
saya. Hubungan kami memang sudah labil sejak awal. Setiap orang pun akan ragu
bagaimana bisa hubungan yang berlandaskan beda keyakinan seperti kami akan
terus bertahan sampai akhir.
Dan disini saya sampaikan terima kasih pada Bapak
Omega Julius Nugrahanto yang saya sayangi dan menyayangi saya. Bapak Omega yang
sudah begitu baik pada saya, tulus mencintai saya, dan memperlakukan saya
dengan amat sangat baik selama kami bersama dulu. Keluarganya yang sudah
memperlakukan saya dengan hangat, teman-temannya dan teman-teman kami berdua
yang sudah sangat bersahabat. Dan persoalan kami tidak berjodoh, itu
sungguh-sungguh di luar kekuasaan kami berdua. Lalu apalagi yang kurang? Tidak
ada.
Dan sekarang…mulailah hidup saya yang baru dengan
hati saya yang baru. Dan apakah ada orang lain? Yaaa…yang seperti saya katakan di
awal bahwa memang ada seseorang yang menarik perhatian saya sekarang. Tapi
entah mau dibawa kemana arahnya, yang jelas fokus saya pada tulisan saya kali ini bukan ada pada dia. Beginilah rasa ikhlas sebenar-benarnya. Dan rasa bahagia itu ternyata
datang dengan sendirinya. Penuh rasa syukur tanpa kata "tapi" dan tanpa
kata "kecuali". Berterimakasih pula pada banyak orang yang sudah ada dalam hidup saya, baik yang pernah ada maupun yang tetap ada walau saya sedang berdiri, berjalan, berlari, bahkan pada saat saya jatuh. Alhamdulillah... Sekarang saya serahkan semuanya pada Allah mau dibawa jatuh kemana lagi
hati ini. Kepada seseorang itu? Atau entah pada siapa?
=Ketindan-Lawang, 18 Oktober 2012
Saat istirahat siang diklat POPT Ahli=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar