Holaaaa...saya menulis lagi. Kali ini tentang pantai. Tapi agak telat sih...udah telat sebulan lebih. Maklum, saya kan suka sok sibuk sendiri, hehe...
The red girl at The Red Island |
Pantai-pantai di Pacitan
Ada 3 pantai yang saya datangi kemaren.
Pantai Srau, Pantai Watukarung, dan Pantai Klayar (yang paling booming di
Pacitan). Jadi saya berangkat malam hari dari Surabaya bareng 4 teman saya
dengan mobil. Sampai di Pantai Srau Pacitan sekitar jam 3 pagi…masih gelap.
Sinar lampu hanya dari lampu mobil kami. Horor. Sempet ngebayangin kami berlima
lagi ada di dalam film2 thriller semacam I Know What You Did Last Summer atau
Scream, haha…horor kan… Jadi selama
nunggu sinar matahari, kami hanya berani menunggu di dalam mobil.
Sebelum waktu sunrise, kami langsung tuurun
ke pantai. Pantai yang masih sepi dengan hiasan matahari terbit seperti kilau emas benar2 membuat kami semua
lupa akan ketakutan kami semalam. Nggak lama di Pantai Srau, kami beranjak ke
pantai yang berikutnya.
Pantai Watukarung. Di pantai ini, saya
melihat ada beberapa turis asing. Ternyata pantai ini punya spot untuk surfing.
Mungkin belom terlalu banyak yang tau keberadaan pantai ini. Terbukti, walo
sudah agak siang, sekitar pukul 9 pagi, tidak terlalu tampak banyak pengunjung.
Di bagian laen dari sisi pantai ini, ada tempat pelelangan ikan. Kami membeli 2
ekor ikan kakap yang cukup besar untuk dimasak di warung yang terdekat. Karena
lapar, nggak begitu lama semua makanan pun tandas. Oh ya, 2 ekor ikan kakap
besar beserta nasi, minum, dll itu hanya dihargai 85rb. Kemewahan yang murah
dan tidak akan dapat kami temui di kota Surabaya, hehe.
Gold Sunrise at Srau Beach |
Matahari diantara pepohonan |
Lepas dari Pantai Srau, kami langsung
meluncur ke pantai yang menjadi ikon Pacitan. Pantai Klayar. Bahkan Bapak
Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono sekeluarga pun pernah pergi ke pantai ini
dan mengambil foto sekeluarga dengan memakai batik. Sayang, saya lupa membawa
batik. Niatnya sih pengen ambil gambar seperti bapak SBY. Terinspirasi gitu
ceritanya.
Pantai Klayar rame banget waktu itu.
Ditambah dengan udara panas yang bikin pusing. Asli, berasa dendeng hidup. Tapi
pemandangan yang disajikan terasa cukup setimpal. Terlebih lagi dengan spot di
atas batu karang dimana air laut sewaktu2 bisa muncrat karena tekanan.
Ehm…bingung ya? Liat fotonya aja deh, hehe.
Pantai-pantai di Gunung Kidul – Yogyakarta
Siang itu juga kami setelah kami puas
menghitamkan diri di Pantai Klayar, kami langsung menuju daerah Gunung Kidul di
Yogyakarta, sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil. Kami menuju Pantai Wedi
Ombo. Wedi Ombo berasal dari bahasa Jawa
yang artinya Wedi = Pasir, Ombo = Luas, jadi pantai yang berpasir luas. Tapi
kalo saya liat kenyataannya nggak begitu2 amat sih. Pantai ini bisa jadi foot
therapy kalo mau beromantis ria berjalan di tepi pantai. Berbatu, kecil dan
tajam, serta cukup merata sepanjang pantai. Hanya sebentar saja kami di Pantai
Wedi Ombo.
Pantai berikutnya yaitu Pantai Indrayanti.
Untuk kedua kalinya saya datang ke
pantai ini setelah pertama kalinya ke pantai ini di akhir Januari kemaren. Di
jejeran pantai di daerah Gunung Kidul, Pantai Indrayanti termasuk baru. Ada
beberapa pantai yang lebih dulu tereksplor oleh masyarakat / turis. Misalnya
Pantai Kukup, Krakal, dan masih banyak lagi. Namun, walau tergolong baru,
Pantai Indrayanti termasuk pantai favorit turis. Rame banget. Apalagi saat sore
itu kami disana. Menjelang sunset, rasanya pengunjung belum berkurang.
Pantai Wedi Ombo...berkerikil tajam...udah kayak kehidupan aja,haha |
Pose maksimal deh di Pantai Indrayanti |
Malam hari, kami baru
bisa menikmati malam di Yogyakarta. Lagi ayik2nya makan Gudeg Ceker Seturan, eh
tiba2 kami didatangi tim dari iklan cairan pencuci piring. Kami ditantang buat
cuci piring yang kami pakai dengan produk mereka dengan bayaran...makan dibayarin
dan goodie bag (murah amat ya bayaran kami...namanya juga bintang iklan amatir
:D).
Mendadak jadi bintang iklan |
Pulang dari Yogya, saya mampir rumah teman di Solo. Kami sempet pergi ke Grojogan Sewu sebentar. Sebelumnya saya pernah pergi kesana sih. Tapi dulu. Kalo nggak salah taun 2008 ato 2009 ya. Nah lho...lama banget...
Kembali ke cerita pantai. Itu pantai-pantai yang saya dan teman2
kunjungi di akhir bulan Maret. Target kami tercapai hari itu. Mendatangi lima
pantai dalam sehari. Rasanya nggak ada kata bosan untuk pantai, pertengahan
April saya pergi ke Banyuwangi untuk mendatangi Pantai Pulau Merah.
Pantai-pantai di Banyuwangi.
Ada dua pantai saja yang saya datangi saat
itu. Maklum, libur saya cuma 2 hari. Yang satu hari, saya habiskan untuk keliling Banyuwangi saja, misalnya
pergi ke Kampung Osing dan perkebunan di Kali Bendo. Oke…balik ke tema pantai.
Pantai Pulau Merah saat itu tidak terlalu ramai walau saya datang saat hari
Minggu. Pantai ini dinamakan Pulau Merah karena dari kejauhan pasir pantai yang
coklat agak kemerahan. Eeenngg…kalo saya liat sih nggak begitu juga sih. Coklat
ya coklat aja, hehe…Tapi terlepas dari pasir coklat kemerahan atau apalah itu,
yang jelas pantai ini berpasir halus sekali. Di sepanjang pantai banyak
berjejer kursi pantai dan payung yang disewakan 20rb. Lumayan…tiduran disitu
dengan degan di samping saya dan pemandangan pantai yang tersaji di depan mata,
bikin saya lupa sejenak dengan segala permasalahan lainnya.
Desa Wisata Using |
Jajaran pohon kelapa yang rapi di Kali Bendo |
Hutan di Kali Bendo |
Panorama di Pulau Merah - Banyuwangi |
Berasa di surgaaaahhhh |
Setelah puas di Pulau Merah, saya pergi ke
pantai yang terletak tak jauh dari sana. Namanya Pantai Pancer. Disini terdapat
tempat pelelangan ikan. Dua ekor ikan saya bawa pulang dan saya bawa ke warung
untuk minta dimasakin, haha…Jadi saya terima beres aja :D
Jadi ya…rasanya walo seminggu sekali kita
pergi kelilingin pantai se-Indonesia, rasanya nggak bakal ada habis2nya. Bener2
indah. Itu masih di Pulau Jawa. Belom lagi di pulau2 selaen Jawa. Sayang untuk
kesana tentu biayanya nggak murah. Malah kadang lebih murah melancong keluar
negeri daripada melancong di negeri sendiri. Hiks… Andai saja lebih murah,
pasti saya dan orang2 Indonesia yang laen bakal nggak terlalu mikir panjang
buat sering2 menengok keindahan negeri sendiri. Suatu saat. Aamiin :)